Dari semenjak hamil aku dan Fatra sudah semangat dan mencari
berbagai informasi untuk bisa memberi ASI untuk anak kami nanti. Mencari RS
yang bisa IMD dan rooming in, walaupun pada akhirnya hal 2 itu tidak bisa kami
lakukan tapi pemberian ASI harus tetap dilakukan.
Sebelum melahirkan aku memang sudah berniat untuk bisa ASI
ekslusif bahkan sampai aku masuk kerja nanti jadi aku harus memberikan ASIP.
Mulai membeli Breastpump, coolerbag, ice pack dan botol-botol untuk menyimpan
ASIP.
Dari hari pertama lahir bayi kami masuk NICU dan sama sekali
belum menyusu langsung dariku jadi rangsangan supaya ASIku keluar harus
kulakukan sendiri bukan dari hisapan bayi. Hari pertama lahir yaitu sore hari
kupergunakan untuk istirahat karena tenagaku sudah tersedot habis. Besoknya
setelah melihat bayi kami aku mulai memerah payudara (PD) ku.. walaupun sampai
pagi itu bayi kami masih puasa belum boleh minum, aku sudah mulai memerah.
Ternyata tidak mudah, pertama kali hanya dapat beberapa tetes saja yg
kukumpulkan sampai dapat kira2 hanya 1 ml tapi gapapa tetap kuserahkan ke
suster di ruang perina. Setelah itu dapat kabar ternyata bayiku sudah boleh
minum tetapi lewat selang kira2 5 ml.. aku terus memerah dengan manual karena
dengan pompa belum dapat apa2 (padahal aku sudah bawa breastpump dr rumah untuk
jaga2).
Setiap 2 jam terus kuperah walaupun sedikit sekali yang
kudapat, hanya sekitar 3 ml dalam jangka waktu 1 jam memerah. Terus kupijat PDku,
ku kompres tapi tetap hanya segitu yang kudapat karena memang PD ku kosong,
lembek dan belum terasa bengkak. Terus menerus kukumpulkan tetes demi tetes dengan
hati yang sedih krn aku hanya bs memerah sendiri sampai PDku merah2 dan sakit sedangkan
ibu2 disebelahku bisa menyusui bayinya langsung. Dari awal hasil perahan yang
kudapat 1 ml lalu jadi 2 ml lalu jadi 3 ml, 5 ml ditengah tekanan ternyata
bayiku butuh jauh diatas itu. Hasil perahanku belum mencukupi kebutuhannya di
ruang perina, padahal dia sangat membutuhkannya dan sedang sakit. Aku dan suami
terus bertahan untuk hanya memberi ASI sampai 3 hari padahal suster2 dan dokter
sudah terus menanyakan dan meminta kami menyetujui memberi susu formula.
Di hari ke 4 sebelum aku pulang dr RS sedangkan Zidia masih
harus dirawat aku bertemu dengan dokter yang menangani Zidia di perina. Dokter
menanyakan soal ASI ku yg kurang dan anak kami tidak bs dipertahankan hanya
dengan ASI saja karena menurut beliau kondisi anak kami ini sakit berbeda
dengan anak sehat lainnya karena jika dehidrasi pemulihannya akan semakin lama
dan akan berpengaruh ke tumbuh kembangnya nanti. Dengan alasan ini dan aku
harus pulang ke rumah jadi tidak bs setiap saat memberikan ASIP ku maka kami
tanda tangani persetujuan memberi susu formula dengan hati yang amat teramat
sakit dan sedih merasa gagal.
Pulang ke rumah aku langsung istirahat dan dipijat seluruh
badan, sehabis dipijat PD ku langsung penuh dan bengkak dan setelah dipompa aku
bisa dapat 60cc per 2 jam. Malam itu juga ASIP langsung diantar dan meminta
pemberian susu formula dihentikan dan diganti ASIP saja. Alhamdulillah...
Besoknya produksi ASI ku terus meningkat karena terus
dipompa, sampai aku bisa dapat 200cc lebih per 2 jam.
Di hari ke 9 di RS, bilirubin Zidia naik lagi dan dokter
memberikan diagnosa anak kami bisa saja bertambah kuning karena ketidakcocokan
dengan ASI ibunya. Whatttt? Apalagi ini? Hati ibu mana yang tidak hancur
mengetahui kalau ASI nya malah membuat
anaknya menjadi sakit. Dokter meminta untuk diberikan susu formula lagi. Setelah itu aku mencoba browsing untuk
mencari tahu apa yang terjadi dan apa yang dimaksud dokter itu, setelah itu aku
mengetahui memang ada yang dinamakan breastmilk jaundice yaitu
hiperbilirubinemia yang disebabkan karena ASI tp untuk memastikan hal ini
diperlukan pemeriksaan yang panjang dan tidak bisa langsung didiagnosa seperti itu.
Besoknya Zidia sudah dapat pulang dan langsung tetap kuberikan ASI. Setelah 10
hari semenjak dilahirkan Zidia sudah diberikan minum lewat selang dan lewat
dot, ada kekhawatiran bahwa dia akan bingung puting tp Alhamdulillah Zidia
langsung bisa menyusu dengan lahap tanpa bingung puting.
Kalau ada yang bilang “wah enak yah ASI nya banyak bgt, aku
sedikit ga bisa seperti itu”, Iya memang enak banget tapi ingat bu ibu aku juga
ga semudah dan semelimpah itu dari awal tetap butuh usaha yang bikin nangis2
dulu. Syukur Alhamdulillah ASI ku melimpah sehingga aku bisa terus menabung
ASIP untuk nanti jika aku sudah masuk kerja. Semoga ASI ku terus banyak sampai
Zidia 2 tahun. Aamiin... Sehat terus yah sayang....
semangattt sampai s3 :)))
BalasHapus