Anak kami telah lahir, laki2 dengan berat 2,7 kg dan panjang
48 cm di 21 Desember pukul 18. 27 dan diberi nama Rakazidia Inggoro Ralia
dengan panggilan Zidia
Setelah dede keluar, dia sempat ditaruh diperutku aku
memegangnya lalu dia dibawa keluar untuk dibersihkan diikuti Ayahnya.. aku
melihat dia sangat putih, pucat??
Sembari menunggu untuk dibersihkan dan dibawa masuk kembali
untuk IMD, dokter masih menanganiku untuk membersihkan plasenta, darah dan
menjahit..
Lama tidak juga masuk lalu dokter bertanya pada bidan “mana
dedenya?mau IMD”
Tak lama kemudian Fatra masuk lalu memberitahu kalau dede
ada masalah, tidak bisa IMD. Ada apa???? Rasanya bingung, sedih dan ketakutan..
Dede harus mendapat perawatan dan masuk NICU karena ada masalah dengan
nafasnya. Kenapa??
Malam itu aku masuk ruang perawatan untuk pemulihan, aku
belum bisa memeluknya atau bahkan melihat wajahnya saja belum. Tapi untungnya
aku punya suami yang hebat, dia menenangkanku dan mengurus segalanya di ruang
NICU untuk bayi kami. Bayi kami di rontgen dan menurut dokter ada flek yang
mengganggu nafasnya sehingga tangisnya tidak kencang. Nilai Apgarnya kuketahui
kemudian dr dokter anak 7/8 tapi di keterangan tertulis 8/9. Ada sedikit
haematom juga di kulit kepalanya yang bisa diakibatkan benturan saat lahir atau
karena bantuan vacum.
Tengah malam suamiku mendapat telepon dari ruang NICU dan
diminta datang kesana, hatiku khawatir deg2an ga karuan “ada apa?” selalu
seperti itu setiap suamiku terima telepon sampai berhari-hari kemudian pun
tetap seperti itu.
Ternyata suster hanya memberitahu hasil lab darahnya yang
sudah keluar tetapi kondisi bayi kami stabil.
Paginya aku baru diperbolehkan melihatnya, pagi2 sekali aku
sudah siap untuk melihatnya. Saat aku melihatnya hatiku sedih sekaligus sedikit
lega, bayiku terpasang selang ke hidung dan mulutnya kasihan sekali melihatnya
seperti itu tapi aku lega karena bayiku terlihat sehat secara fisik dan aku
tahu dia kuat. Aku belum juga dapat memeluknya karena dia dipasangi alat, aku
harus puas dengan hanya memegang tangannya dan mengelus kepalanya dan
membisikkan sedikit kata2 dan setelah itu aku harus keluar.
Aku kira aku dapat menengoknya setiap saat atau minimal
sekali sehati tapi ternyata tidak diperbolehkan lagi karena menurut RS itu
adalah ruang steril dimana tidak bisa sembarang orang masuk, selanjutnya aku
hanya bisa melihatnya dari balik kaca. Dia minum ASIP ku lewat selangnya.
Hari-hari berlalu dan keadaannya semakin membaik, pada hari
ke 5 selangnya sudah bisa dibuka dan dia bisa minum tapi masih lewat dot tidak
juga menyusu dariku. Masalah lain datang, dia kuning hiperbilirubinemia
dikarenakan pecahan sel darah dari haematom nya dan juga fisiologis pada bayi2
apalagi ternyata golongan darah kami berbeda.
Hari ke 8 kami diminta datang (setiap hari ayahnya yang
datang), untuk belajar menyusu dariku langsung, senangnya hatiku aku akan dapat
memegang dan memeluknya. Seharian hari itu aku di RS mencoba untuk menyusuinya
danbelajar dari suster untuk memandikannya. Besar harapan kami besok Zidia sudah bisa pulang ke rumah
dikarenakan hasil lab nya sudah baik, bilirubinnya sudah normal .
Nilai Bilirubin Zidia
Hari ke -2 =
7,79 mg/dl
Hari ke- 4 =
13,2 mg/dl
Hari ke – 5 = 14,13 mg/dl
Hari ke-6 =
13,42 mg/dl
Hari ke-7 =
12,12 mg/dl
Hari ke-8 =
9,29 mg/dl
Hari ke-9 =
10,96 mg/dl
Hari ke-10 =
8,06 mg/dl
Di hari ke 9 ternyata bilirubinnya naik kembali dan dokter
tidak memperbolehkan Zidia pulang sampai keesokan harinya jika sudah turun.
Pada hari ke 10 Alhamdulillah sudah turun dan saatnya Zidia
pulang ke rumah kami.
Welcome Home Son...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar